Hari ini sebuah kartu nama mendatangiku, dengan sebuah nomer yang tak utuh. mungkin aku lupa menaruhnya di mesin cuci kemarin. "seharusnya aku lebih teliti lagi" - pikiranku mulai kacau. namun aku harus mencari potongan kartu nama itu agar aku bisa mengenalnya lebih jauh lagi.
aku mulai mencari potongan tersebut, tetapi tetap nihil. kini tinggal sebuah kartu nama milik Mika dan nomer telepon yang tersobek sehingga aku tak tahu bagaimana cara untuk menghubunginya.
aku mulai menulis satu persatu kemungkinan dua nomer terakhir milik mika dan mulai menghubungi nomer itu satu persatu. tak ada jawaban, salah orang, dan mungkin bukan dia. beberapa panggilan berlalu, dari kosong satu hingga terkahir.
06, hanya suara anak kecil diseberang sana. 11, seorang lelaki paruh baya yang sudah lelah. 14, suara tanpa jawaaban. 25, mungkin pesan suara ?. 52, aku beraharap bukan alien. 62, hmm... aku tak tau bahasa korea. 69, hello.....?. hingga akhirnya aku menelpon, 73. mungkin ini adalah Mika.
rasa gugup mulai menjalar dan bimbang di setiap kata-kata ini. hingga aku mulai menghubunginya dan kurasa ada suara orang lain disampingnya. " mungkin kamu sa;ah orang" - suara dari seberang telpon membuatku berhenti. berhenti intuk mencoba lagi.
" it's okay, mungkin ada beberapa orang seperti itu. jangan berhenti, nanti juga ketemu " - motivasi dari sesosok teman itulah, yang membuatku terus mencoba. aku lanjutkan setiap nomer yang tersisa. langkah ini mulai tersesat dalam keraguan. namun tetap aku lanjutkan.
Komentar
Posting Komentar